Sejarah Desa

ASAL USUL DESA SAWANGAN

 

Dahulu desa sawangan merupakan salah satu desa yang masuk wilayah di kecamatan Gringsing Lohjinawi. Nama desa Sawangan terbentuk sejak kerajaan Mataram “sejak jaman penjajahan belanda”. Setelah itu pada zaman dahulu kala ada seorang ulama bernama Mbah Khafidin beliau melakukam babad (membuka hutan belantara) untuk dijadikan sebuah desa. Tokoh ulama Mbah Kafidin membuka hutan mulai dari utara menuju selatan, karena dia merasa kelelahan kemudian istirahat dan tertidurlah mereka (istilah orang jawa kelayah atau ngeles pada saat dia istirahat). Maka dari kata “ngeles” jadilah sebuah nama “dusun Leses” di dekat sebuah mata air mbrubun hingga sekarang menjadi peninggalan kramat makam ulama mbah Khafidin.

Bagi warga masyarakat dusun Leses, maka nama dusun “Leses” hingga sekarang tetap dilestarikan, kemudian dari tempat itu berpindah ke barat disana juga babat hutan, pada saat itu, mbah saefudin bercocok tanam di sebelah mata air “Trenggono wulan”. Hingga sekarang di lestarikan juga menjadi sumber air yang menjadi kebutuhan pokok sehari-hari warga masyarakat sekitar, juga menjadi peninggalan keramat yaitu sumber mata air tersebut di beri nama “Mata air Makam Trenggono Wulan” hingga sekarang menjadi makam yang tiap tahun selalu ramai di peringati oleh warga masyarakat desa sawangan bahkan selalu ramai di kunjungi dari desa-desa lain.

Dengan itu beliau berkata “suatu saat nanti jika ada keramaian zaman tempat ini akan saya beri nama “Desa Sawangan”. Makam Mbah Syaefudin dan ulama Mbah Khafidin terletak di sawangan bagian timur dan barat. Sawangan berasal dari perjuangan dua sesepuh yang telah membuka tanah dusun lesel dan didusun “sawang” yang artinya “nyawang” maka di abadikan menjadi nama desa yaitu “Desa Sawangan”. Hingga sekarang menjadi sebuah desa yang besar 

Kemudian selanjutnya kegiatan membangun desa Sawangan diteruskan seorang sesepuh ada Sawangan sejarah terjadinya

1. Dukuh Krajan

Dahulu kala para sesepuh mengatakan Dukuh Krajan dulu alas hutan belantara ada pun penghuninya sekarang menjadi Dusun Krajan yang Ramai dan menjadi perkampungan yang ramai penduduknya seperti kerajaan

2. Dukuh Sawangan.

Berasal dari sumber mata Air  Mbah Saefudin diberi nama  mata Air  "Trenggono Wulan" yang artinya dari sumber Mata air itu simbah dari si Mbah Saifudin "Trenggono Wulan" istirahat sambil silir-silir di dekat mata air sambil nyawang maka dari itu diberi nama Sawangan yang berasal dari kata Sawang.

3. Dukuh Sambungrejo.

Sambungrejo berasal dari kata sambung dan Rejo yang artinya antara dukuh lases dan sambung Rejo terletak berdampingan maka hingga sekarang bisa nyambung dan masyarakatnya dusun wases dan dusun sambungrejo yang akhirnya menjadi berkembang dan ramai penduduknya berasal dari kata Sambung dan Rejo antara dua dusun menyambung menjadi satu dan warganya Hidup Mulyo.

4. Dukuh Leses

Dikisahkan oleh Mbah Kafidin membuka hutan mulai dari utara menuju ke selatan karena dia merasa kelelahan kemudian istirahat dan tertidurlah mereka (istilah orang Jawa kelayah atau ngeles pada saat dia istirahat) di sebuah mata air Mbrubun hingga sekarang menjadi peninggalan keramat makam Mbah Kafidin bagi masyarakat dusun Leses maka terjadilah nama dusun yaitu Dusun leses hingga sekarang yang menjadi pusat pemerintahan desa Sawangan.